Rabu, 31 Januari 2018

Dilan; Idola Fantasinya Para Wanita..


Demam Dilan nampaknya masih saja belum mereda, malah semakin menjadi pasca pemutaran film pertamanya pada tanggal 25 Januari 2018, serentak diseluruh bioskop se-Indonesia. Tidak hanya anak-anak muda, akan tetapi orang dewasa dan bahkan yang hampir memasuki usia paruh baya seperti saya pun tak ingin ketinggalan untuk menyimak kisahnya Dilan 1990 ini.

Berikut ini merupakan ulasan cerita dari live actionnya Dilan 1990. Adapun pendapat, tanggapan serta kritikan yang mungkin tergambar, semata-mata murni berasal dari pandangan saya sebagai orang yang baru mengenal Dilan melalui film saja. Bukan dari novel sebagaimana penggemar Dilan pada umumnya.

Diawal cerita digambarkan awal kedekatan Dilan dengan Milea. Keunikan Dilan dalam mendekati gadis pujaannya tersebut tidak jarang membuat kita para penonton geleng-geleng kepala. Begitu unik dan unusual. Dialog ringan namun menyentil menjadi penguat karakter Dilan yang betul-betul extraordinary. Dari sana penonton yang awam seperti saya pun bisa menyimpulkan jikalau Dilan bukanlah sosok anak gank yang goblok dan hobinya tawuran saja, akan tetapi sesosok anak muda yang cerdas, berprinsip serta memiliki solidaritas tinggi. Sehingga lumayan bikin yang nonton baper setengah mati.

Walaupun pada awal proses pembuatan filmnya (berdasarkan informasi yang saya dapatkan) banyak yang menyangsikan karakter Dilan ini akan sukses diperankan oleh Iqbal CJr, namun menurut kacamata yang saya pakai (entah kacamata apa), Iqbal Cjr ini sudah cukup menghidupkan karakter Dilan pada dirinya. Belum lagi paras Iqbal CJr yang manis serta rupawan, membuat hati ini bergejolak tak tertahankan saat ia melemparkan tatapannya pada Milea. Hehehe (Emak yang nulis inipun sempat senyum-senyum sendiri kebawain baper).

Akan tetapi yang paling membuat saya tertarik dengan film ini bukan hanya kisah cinta antara Dilan dengan Milea nya, namun lebih ke penghidupan karakter seperti Dilannya. Ada gak yah orang seperti Dilan di kehidupan nyata? Kalau ada saya pesan satu deh, bang! Sosok pemuda yang unik, cerdik serta ciamik. Cara berpikirnya out of the box, berpendirian kuat, berani, penyayang, pengertian, santun dan yang tak kalah penting hanya memandang pada satu orang wanita saja (setia). Ciiiee.. Pokoknya di film Dilan 1990 ini, fantasi wanita akan sosok lelaki yang diidolakan seolah terwujudkan (mungkin).

Dengan mengambil latar tempat di Kota Priangan, Bandung. Hal tersebut memberikan kesan tersendiri, khususnya bagi kita para penonton yang sebagian besar tinggal di Bandung. Ada beberapa kali penyebutan nama tempat yang sangat familiar di Kota Bandung seperti; Jalan Banteng, Sekelimus, dan Jalan Mars – Margahayu Raya, dan hal tersebut terkadang menggelitik hingga membuat saya menjadi ingin tertawa. Belum lagi ungkapan-ungkapan dalam Bahasa Sunda yang selalu saja berhasil meledakan tawa pemirsa. Hehe

Pokoknya kesimpulan saya, Film ini betul-betul menyegarkan. Dari awal diputar sampai dengan selesai, rasanya bak sedang menaiki wahana roll coaster. Begitu cepat berlalu keseruannya. Kenapa saya katakan seru, karena dari awal sampai akhir para penonton dibuat terpingkal oleh dialog cerdasnya para pemain di film tersebut. Humor tapi tidak kacangan, guyon tapi tidak murahan. Dialog yang betul-betul terlihat dari hasil pemikiran, bukan yang asal-asalan. Asal jadi asal puitis supaya bisa cepat-cepat rilis.

Maju terus perfilman Indonesia, maju terus Dilan, dan jayalah bagi kita semuanya..

Pesan saya yang terakhir, pokoknya jangan RINDU..berat..kamu gak akan kuat, biar aku saja..




Special Thanks untuk adik saya tercinta Rizki, yang telah menemani saya nonton ditengah malam kala itu..