Senin, 04 Juli 2016

Bukan Karena Kurangnya ‘Hari’, tapi Apakah Sudah ‘Sepenuh Hati’?

Catatan Ramadhanku 1437 H

Berangkat dari persiapan iman dan ihtisab, kucoba hadirkan makna disetiap waktu yang bergulir dengan cepatnya.
Waktu yang terkadang terasa mencekik, namun pula seolah memanjakan.
Sederet target dan harapan kutulis disecarik kertas yang kusebut sebagai ‘kertas harapan’,
berharap (itu) benar-benar bisa mengabulkan harapan, walaupun kenyataannya upaya dan kehendak Allah lah yang akhirnya Memutuskan.

Sepuluh hari pertama Ramadhan, diri ini bak sufi yang shalih dari sifat keduniawian.
Beragam judul drama Korea yang biasanya jadi godaan, mendadak ditinggalkan karena takut melalaikan dari pengerjaan target amalan.
Diri ini fokus dan berapi-api, walau terkadang perlu juga untuk mengecek orientasi dan spirit apa yang melandasi.

Sepuluh hari kedua,
Progressing Target masih berjalan, hanya sedikit lalai dengan adanya kemudahan.
Bermacam kemudahan yang Allah berikan tanpa henti, menjadikan diri ini (tanpa sadar) dungu dan tak tahu diri.
Mungkin karena nikmat tersebut kurang disyukuri, sehingga akhirnya malah menumbuhkan semacam penyakit di dalam hati.
Ya, penyakit merasa paling disayangi (oleh Allah), tanpa diiringi usaha untuk lebih meningkatkan kualitas diri.
Yang ada malah santai seperti di pantai..
Syukurin lo!! (harus disyukuri).

Sepuluh hari ketiga,
Diri mulai terasa tidak karuan, disebabkan banyaknya dinamika yang bermunculan.
Mungkin ini salah satu akibat dari tidak cermatnya memahami ujian,
Yang mana bisa bewujud kesulitan maupun kemudahan.
Idealnya;
Kemudahan menuntut kita untuk bersyukur dan mengingat Allah,
Kesulitan mewajibkan kita untuk bergantung, dan mengingat Allah.

Tapi apa daya, nasi sudah menjadi basi. Sebagaimana nasi yang basi, tidak bisa dimakan kecuali dijemur dan menjadi nasi aking basi. (halaah..)
Apapun yang terjadi, walaupun esok tinggal sehari,
Akan kupergunakan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri, memperbanyak istighfar, bertaubat, dan berserah diri tuk bisa meraih Kemenangan SEJATI.
Seorang hamba yang sadar akan JATI DIRI.

Bandung, 05 Juli 2016
Taqobalallahu minna waminkum shyiamana wa shyamakum.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H / 6 Juli 2016








Tidak ada komentar:

Posting Komentar